Petani
sebagai pelaku agribisnis pada umumnya menghadapi beberapa permasalahan antara
lain : keterbatasana dalam akses teknologi, nilai tambah dan pendanaan bagi
kegiatan agribisnis. Akibat dari kondisi tersebut, maka petani menghasilkan
kualitas dan kuantitas produk relatif beragam, harga produk yang diterima
petani relatif rendah, akibatnya pendapatan petani juga relatih rendah.
Untuk
mengatasi permasalahan tersebut suatu paket teknologiproduksi, ekonomi dari
lembaga keuangan melalui lembaga penjamin. Langkah dari penerapan tenologi yang
didukung dengan pendanaan memerlukan suatu perencanaan. Perencanaan dikenal
dengan Rencana Definitif Kelompok (RDK).