Tembakau merupakan komoditi yang cukup banyak dibudidayakan oleh
petani, khususnya di daerah dataran rendah dengan
ketinggian antara 200-3.000 meter dpl. Tembakau sangat cocok ditanam di daerah
dengan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun dengan suhu udara antara 21-32
derajat celcius. Bukan rahasia lagi bahwa tembakau adalah tanaman yang diambil
daunnya untuk dibuat sebagai bahan baku rokok, obat, maupun bahan-bahan lain.
1. Pemasangan perangkap lekat warna biru, putih
atau kuning
2. Pemanfaatan musuh alami. Musuh alami
potensial yang dapat digunakan untuk mengendalikan trips adalah predator
kumbang macan Menochilus sexmaculatus
3. Penyemprotan jamur patogen V. lecanii dilakukan mulai tanaman
tembakau berumur satu minggu setelah tanam. Penyemprotan jamur patogen V. lecanii dilakukan pada sore hari
sekitar pukul 16.00.
4. Penyemprotan insektisida. Penyemprotan
insektisida untuk mengendalikan trips pada tanaman merupakan upaya terakhir.
Insektisida yang dianjurkan adalah insektisida yang selektif yaitu yang
berbahan aktif Spinosad. Penggunaan insektisida dilakukan jika populasi hama
tersebut telah mencapai ambang pengendalian.
Untuk pengendalian
hama trips tanaman tembakau perlu dilakukan pengamatan ambang ekonomis serangan
sebagai langkah pengendalian dini (“Early Warning System”). Dengan langkah
tersebut dapat diidentifikasi apakah perlu atau tidak untuk melakukan tindakan
pengendalian. Apabila hal ini dilakukan jarang sekali terjadi ledakan serangan
hama dan penyakit yang dapat menimbulkan kerugian pada pengusahaan tembaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar