Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Minggu, 04 Oktober 2015

PUPUK HIJAU, ALTERNATIF UNTUK MEMPERBAIKI KESUBURAN TANAH

1.    Pendahuluan
Penggunaan bahan organik seperti sisa-sisa tanaman dapat dalam bentuk pupuk hijau atau mulsa. Sebagai pupuk hijau, sisa-sisa tanaman dibenamkan ke dalam tanah atau dicampur bersamaan dengan pengolahan tanah. Sebagai mulsa, daun atau  batang  tanaman disebarkan di atas permukaan tanah untuk melindungi tanah dari pukulan air hujan, menjaga kelembaban tanah, mengurangi evaprotranspirasi, dan menyumbang bila telah terurai. Pupuk hijau biasanya di peroleh dari tanaman legume (kacang-kacangan), karena disamping sebagai sumber bahan organic juga dapat mengikat nitrogen dari udara.
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan.


2.    Manfaat pupuk hijau :
Meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.
3.    Sumber pupuk hijau :
Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau atau berasal dari tanaman liar.
Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi (terutama N) dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya, tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat.
a.    Sisa tanaman
Sisa tanaman (sisa panen) merupakan sumber BO yang paling ekonomis karena bahan ini merupakan hasil sampingan dari kegiatan usaha tani, sehingga tidak membutuhkan biaya untuk pengadaannya. Sisa tanaman walaupun kandungan haranya relatif rendah, namun karena total sisa tanaman yang dihasilkan setiap musim panen banyak, maka total unsur hara yang disumbangkan dari setiap musim panen tidak kalah dibandingkan jenis legume.
Beberapa jenis tanaman sisa tanamaan yang dapat dijadikan pupuk hijau antara lain kacang tanah, kacang tungak, kacang hijau, kedelai, kacang panjang, jagung, padi ubi jalar, singkong dan lain-lain.
b.    Tanaman pagar
Salah satu cara menyediakan sumber pupuk hijau adalah dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, dimana tanaman pupuk hijau  ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.
Tanaman pagar dapat menghasilkan tanaman secara periodik; pada musim hujan tanaman dapat dipangkas setiap 2 bulan. Aplikasi sistem pertanaman lorong pada lahan miring, dimana legume ditanam searah kontur sangat efektif untuk menekan erosi.
Secara umum setiap legume dapat digunakan sebagai tanaman pagar, namun lebih efektif bila tanaman pagar memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :
-   Berakar dalam agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman semusim
-    Pertumbuhan cepat dan setelah pemangkasan cepat bertunas kembali
-    Mampu menghasilkan bahan hijauan dalam jumlah banyak dan terus menerus yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau
-    Mampu memperbaiki kandungan N dalam tanah dan kandungan hara lainnya.
Tanaman legume yang dapat digunakan sebagai tanaman pagar  seperti lamtora gung, sengon, kaliandra, dan lain-lain
c.    Tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang ditanam sendiri yakni pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.
Tujuan penanaman tanaman penutup tanah :
-  Melindungi tanah dari daya perusak butir-butir hujan
-  Mempertahankan/memperbaiki kesuburan tanah
-  Menyediakan BO
-   Merupakan tindakan rehabilitasi lahan yang murah dan mudah diaplikasikan
d. Azolla
Azolla merupakan salah satu sumber N alternatif khususnya untuk padi sawah. Azolla merupakan paku air ukuran mini yang bersimbiosis dengan Cyanobacteria pemfiksasi N2.
e.    Paitan (Tithonia Diversifolia)
Paitan  merupakan salah satu sumber pupuk hijau yang murah. Tanaman dapat memperbanyak diri secara generatif dan vegetatif, yaitu dari akar dan setekbatang atau tunas, sehingga dapat tumbuh cepat setelah dipangkas. Prospektif sebagai Sumber Pupuk Hijau Daun  Tithonia  kering mengandung N 3,5-4,0%, P 0,35-0,38%, K 3,5-4,1%, Ca 0,59%, dan Mg 0,27%.Tanaman jagung yang dipupuk Tithonia  setara 60 kg N/ha meng-hasilkan jagung pipilan kering 4 t/ha, sedangkan bila dipupuk urea 60kg N/ha hasilnya hanya 3,7 t/ha.
4.    Penutup
Pupuk hijau telah diketahui sebagai sumber hara maupun pembenah tanah namun aplikasi dilapangan masih dinilai rendah disbanding pupuk buatan, untuk itu diaharapkan para Para PPL dapat mensosialisasikan dan memberikan penyuluhan tentang maanfat pupuk hijau (berbagai sumber).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar