1.
Pendahuluan
Penggunaan
bahan organik seperti sisa-sisa tanaman dapat dalam bentuk pupuk hijau atau
mulsa. Sebagai pupuk hijau, sisa-sisa tanaman dibenamkan ke dalam tanah atau
dicampur bersamaan dengan pengolahan tanah. Sebagai mulsa, daun atau batang
tanaman disebarkan di atas permukaan tanah untuk melindungi tanah dari
pukulan air hujan, menjaga kelembaban tanah, mengurangi evaprotranspirasi, dan
menyumbang bila telah terurai. Pupuk hijau biasanya di peroleh dari tanaman
legume (kacang-kacangan), karena disamping sebagai sumber bahan organic juga
dapat mengikat nitrogen dari udara.
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau
berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau
atau setelah dikomposkan.
2.
Manfaat pupuk
hijau :
Meningkatkan
kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah sehingga terjadi
perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya berdampak
pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.
3.
Sumber pupuk
hijau :
Sumber
pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang
ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau atau berasal dari tanaman
liar.
Jenis
tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena
tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi (terutama N) dibandingkan
dengan jenis tanaman lainnya, tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi
sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat.
a. Sisa tanaman
Sisa
tanaman (sisa panen) merupakan sumber BO yang paling ekonomis karena bahan ini
merupakan hasil sampingan dari kegiatan usaha tani, sehingga tidak membutuhkan
biaya untuk pengadaannya. Sisa tanaman walaupun kandungan haranya relatif
rendah, namun karena total sisa tanaman yang dihasilkan setiap musim panen
banyak, maka total unsur hara yang disumbangkan dari setiap musim panen tidak
kalah dibandingkan jenis legume.
Beberapa
jenis tanaman sisa tanamaan yang dapat dijadikan pupuk hijau antara lain kacang
tanah, kacang tungak, kacang hijau, kedelai, kacang panjang, jagung, padi ubi
jalar, singkong dan lain-lain.
b. Tanaman pagar
Salah
satu cara menyediakan sumber pupuk hijau adalah dengan mengembangkan sistem
pertanaman lorong, dimana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar
berseling dengan tanaman utama.
Tanaman
pagar dapat menghasilkan tanaman secara periodik; pada musim hujan tanaman
dapat dipangkas setiap 2 bulan. Aplikasi sistem pertanaman lorong pada lahan
miring, dimana legume ditanam searah kontur sangat efektif untuk menekan erosi.
Secara
umum setiap legume dapat digunakan sebagai tanaman pagar, namun lebih efektif
bila tanaman pagar memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :
- Berakar
dalam agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman semusim
- Pertumbuhan
cepat dan setelah pemangkasan cepat bertunas kembali
- Mampu
menghasilkan bahan hijauan dalam jumlah banyak dan terus menerus yang dapat
digunakan sebagai pupuk hijau
- Mampu
memperbaiki kandungan N dalam tanah dan kandungan hara lainnya.
Tanaman
legume yang dapat digunakan sebagai tanaman pagar seperti lamtora gung, sengon, kaliandra, dan
lain-lain
c. Tanaman penutup tanah
Tanaman
penutup tanah adalah tanaman yang ditanam sendiri yakni pada saat tanah tidak
ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok
bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.
Tujuan
penanaman tanaman penutup tanah :
- Melindungi
tanah dari daya perusak butir-butir hujan
- Mempertahankan/memperbaiki
kesuburan tanah
- Menyediakan
BO
- Merupakan
tindakan rehabilitasi lahan yang murah dan mudah diaplikasikan
d. Azolla
Azolla
merupakan salah satu sumber N alternatif khususnya untuk padi sawah. Azolla
merupakan paku air ukuran mini yang bersimbiosis dengan Cyanobacteria
pemfiksasi N2.
e. Paitan
(Tithonia Diversifolia)
Paitan
merupakan salah satu sumber pupuk hijau yang
murah. Tanaman dapat memperbanyak diri secara generatif dan vegetatif, yaitu
dari akar dan setekbatang atau tunas, sehingga dapat tumbuh cepat setelah
dipangkas. Prospektif sebagai Sumber Pupuk Hijau Daun Tithonia
kering mengandung N 3,5-4,0%, P 0,35-0,38%, K 3,5-4,1%, Ca 0,59%, dan Mg
0,27%.Tanaman jagung yang dipupuk Tithonia
setara 60 kg N/ha meng-hasilkan jagung pipilan kering 4 t/ha, sedangkan
bila dipupuk urea 60kg N/ha hasilnya hanya 3,7 t/ha.
4.
Penutup
Pupuk
hijau telah diketahui sebagai sumber hara maupun pembenah tanah namun aplikasi
dilapangan masih dinilai rendah disbanding pupuk buatan, untuk itu diaharapkan
para Para PPL dapat mensosialisasikan dan memberikan penyuluhan tentang maanfat
pupuk hijau (berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar